Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Rabu, 13 Maret 2013

Orientasi sekolah TK Nabila



Wah nggak kerasa nich Nabila udah gede aja dan duduk di kelas 1 SD Jangjeondong dua minggu ini. Sebenarnya udah lama saya ingin berbagi ke teman-teman semua gimana pengalaman saya menyekolahkan Nabila ke TK Camelia di Korea. Beberapa teman juga sempat berkali-kali menanyakan gimana sih prosesnya Nabila sekolah di sini. Nah mumpung Nabila dan Hafidz lagi tidur siang, saya coba tuliskan pengalaman saya setahun yang lalu ya. Semoga tulisan ini menginspirasi, barangkali ada teman-teman yang mau menyekolahkan anaknya di Korea atau mau buka TK sendiri di Indonesia..Silahkan ya ^_^

Saya pertama kali pindah ke Korea pada bulan Maret 2010, saat itu usia Nabila masih 3 tahun 3 bulan. Saya belum terpikir memasukkannya ke PAUDnya Korea seperti trendnya teman-teman seumuran dia di Indonesia. Pada saat usianya menjelang 4 tahunan, saya dan teman saya mulai mencari-cari info TK Korea yang biayanya terjangkau buat kantong keluarga mahasiswa Korea. Guru Korea saya yang baik hati menawarkan diri untuk mencarikan info sekolah buat Nabila dan temannya, Haidar. 

Setelah mencari kesana kemari dan keluar masuk TK bersama guru Korea dan teman saya, mbak Ully. Kami belum berhasil menemukan TK yang bersedia menerima siswa baru. Semuanya sudah terisi penuh. Satu-satunya sekolah yang terakhir kami datangi dan merasa cocok, menuliskan nama anak kami di daftar tunggu (waiting list). Setahun berlalu dan masih belum mendapatkan kabar. Sempat kami ditawari sekolah gratis buat anak-anak, sayangnya itu adalah sekolah yang dibawah kepengurusan gereja tidak jauh dari rumah kami. Kami memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut. Ada juga TK dekat rumah kami dan termasuk TK yang dikelola kampus PNU, tapi harganya sangat mahal yaitu 350  ribu won per bulan. Wow jelas tidak terjangkau untuk kantong mahasiswa hehe. 


Hasil bermain sambil belajar hari ini : Haidar dan Nabila menjiplak bentuk2 geometris dan menggunting (tapi yang ditempel punya ibu nih..habisan masih belajar menggunting jadi malah ga keliatan bentuk2 geometrisnya^^..tapi mereka udah bisa menjiplak dengan baik..alhamdulillah..). Foto dok.pribadi mbak Ully


Sambil menunggu dan mencari info sekolah terbaru, saya dan mbak Ully lantas berinisiatif membuat homeschooling buat anak-anak kami. Berbekal pengalaman mbak Ully yang pernah mengajar di SDIT terkenal di Bandung juga ilmu psikologi anak yang saya peroleh di S2 Psikologi Anak Unpad, bismillah kami siap jadi guru hebat buat Nabila dan Haidar. Kami pun segera membuat silabus dan materi belajarnya. Alhamdulillah berjalan cukup lancar. Meski kami akui masih banyak keterbatasan disana-sini. Maklum bahan-bahan pengayaan dan pembelajaran buat homeschooling mereka harganya cukup mahal. Akhirnya kami berinisiatif untuk menggunakan bahan-bahan yang simple, murah dan bisa didapatkan di sekitar rumah. Kami mengambil material homeschooling yang banyak tersebar di internet dan nebeng ngeprint di kampus suami (izin ya pak prof buat ngeprintnya hehe). 


Nabila : ini namanya pesawat..Haidaaar..
Haidar : ini mah space ship!
Nabila : pesawat!
Haidar : space ship!
 Ibu Ully : (tunggu dulu ah beberapa menit..pengen tau gimana mereka menyelesaikan perbedaan pendapat..hihihi^^V )

Kami juga memanfaatkan tempat-tempat yang strategis dan mendukung proses homeschooling anak-anak, seperti taman bermain, lingkungan kampus, toko buku dan mall. Untungnya rumah kami dekat dengan taman bermain yang bisa dibilang lumayan komplit. Ada mainan perosotan, jungkat-jungkit, ayunan, tiang keseimbangan, mainan putar (bingung menjelaskannya seperti apa hehe) dan bisa main pasir sepuasnya. Maklum halaman taman bermainnya berupa halaman campuran tanah dan pasir pantai yang bisa dipakai sepuasnya untuk bermain membuat bangunan istana pasir. 

Selain taman bermain, rumah kami juga dekat dengan kampus Pusan National University tempat abinya Nabila kuliah. Lingkungan kampusnya cukup luas dan komplit. Ada taman,  sungai, lapangan bola basket, stadion olahraga, perpustakaan, bukit dan lain-lain. Wah keren kan, sekolah Nabila jadi luas gini. Namun kalau udah masuk musim dingin (winter) dan musim gugur (autumn), kami batasi belajar di luar rumah. Daripada nanti malah jadi sakit, repot kan?

Di sekitar kampus juga ada sebuah mall yang cukup lengkap. Untuk membeli peralatan eksperimen homeschooling kami, dengan mudah bisa dibeli di Daiso yang murah meriah (ups bukannya promosi ya hehe). Kalau mau membaca buku-buku cerita anak dan mencari ide kegiatan, kami bisa mengunjungi toko buku.  Sedangkan arena bermain anak juga mudah ditemui disini. Berbagai aneka permainan anak seperti di Timezone dan permainan video 4 dimensi (4D) juga ada. Harganya juga terjangkau. Alhamdulillah. 

September 2011 saya dan Nabila pulang liburan ke Indonesia. December 2011 kami udah balik ke Korea lagi. Saat saya datang ke Korea tanggal 15 December, guru Korea saya menelpon untuk mendatangi sebuah TK dekat rumah kami tanggal 22 Desember. Hari yang ditunggu telah tiba. Sonsengnim (guru Korea) datang tergopoh-gopoh mengajak saya untuk mendatangi dan mendaftarkan Nabila di TK Korea. Kami berjalan kaki sekitar 20 menit. Wah lumayan jauh juga pikir saya. Kebetulan saya masih belum pindah ke rumah baru, jadi terasa jauh sekali. Sayangnya memang TK ini tidak dapat dilewati bis dan subway, karena berada bukan di jalan yang utama. Kalau mau naik taksi juga tanggung, mungkin sekitar 8 menit udah sampai hehe. Tapi setelah pindah ke rumah baru, kami hanya jalan kaki sekitar 10 menit untuk mencapai sekolah TK Nabila. Kami memang sengaja pindah supaya dekat dengan TKnya.

Sesampainya di  동백 유치원 (baca : Dongbaek Yuchiwon) atau kerennya TK Camelia. Wah kami terpesona. Sekolahnya besar terdiri dari 2 tingkat dan 1 lantai bagian atap yang bisa digunakan untuk kegiatan anak-anak juga. Halamannya cukup luas, ada mainan perosotan besar, jungkat-jungkit, rumah-rumahan, dan aneka mainan anak lainnya. Halaman sekolah dan ruangan sekitar kelas juga sangat bersih. Tidak terlihat sampah berserakan satupun di lantai dan halaman sekolah. Kami lalu disambut ramah oleh guru yang saya pikir adalah kepala sekolahnya. Guru Korea saya memperkenalkan saya dan Nabila, tujuan kedatangan kami dan menunjukkan brosur pendaftaran TK dalam bahasa Korea yang tidak semua bisa saya pahami. Saya hanya mengerti sedikit dan sering mengangguk-anggukan kepala saja (ketahuan dech kalau saya nggak bisa bahasa Korea dari ekspresi kebingungan saya, mau nanya juga bingung mau ngomong apa hehe). 

Saya lalu diminta menuliskan nama, nomer identitas saya dan Nabila, alamat rumah dan no handphone saya. Guru kepala sekolah mengatakan saya hanya cukup membayar uang makan siang Nabila saja sebesar 50 ribu won setiap bulannya. Saya lalu diminta menuliskan dan menyebutkan makanan apa yang tidak bisa Nabila makan karena dia satu-satunya muslim di sekolah itu. Kepala sekolah berjanji akan memberi Nabila makanan pengganti jika ada makanan yang termasuk di daftar makanan yang dihindari tersebut. Kepala sekolah menjelaskan bahwa khusus warga asing, pihak kelurahan Jangjeondong akan membantu biaya sekolah Nabila. Ini juga berlaku pada anak-anak dari keluarga perkawinan campur (mixmarried). Ini adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah Busan untuk membantu warganya. 

Nabila juga sempat diajak bicara oleh kepala sekolah, tapi saat itu Nabila belum bisa berbicara dengan bahasa Korea, cuma bisa mengatakan "gamsahamnida" untuk mengucapkan terimakasih, dan "annyong haseyo" sebagai salam saja. Tapi guru kepala sekolahnya tidak merasa khawatir dan menguatkan hati saya juga Nabila bahwa anak kecil lebih mudah untuk mempelajari bahasa Korea dibandingkan orang dewasa. Nabila pun tampak sumringah dan mulai membuka dirinya.

Seorang guru yang berparas cantik dan berumur kisaran 30an masuk ke ruangan kepala sekolah. Kepala sekolah memperkenalkannya sebagai calon guru Nabila nanti di sekolah. Nabila tersenyum malu-malu saat disapa calon gurunya. Setelah itu gurunya dan kepala sekolah memberikan Nabila bingkisan plastik coklat yang berisi tas sekolah, kantong dan bekal makanan, selimut dan permen. Nabila diminta mencangklongkan tasnya ke pundaknya. Wah terharu saya melihatnya, Nabila tampak tersenyum bahagia. Saya masih belum percaya bahwa mulai 4 Maret 2012 nanti Nabila udah mulai masuk sekolah TK. Penantian 2 tahun mencari sekolah berakhir sudah. Saya berucap syukur. Alhamdulillah. 

Saya berterimakasih kepada guru Korea saya karena sudah membantu mencarikan Nabila sekolah TK dengan harga yang terjangkau. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada kepala sekolah karena bersedia menerima Nabila di TK Camelia. Kepala sekolah tersenyum manis lalu mulai menjelaskan kepada saya bahwa nanti kami harus menghadiri pemotretan foto keluarga, mengambil seragam, pengenalan kelas dan guru yang merupakan bagian dari kegiatan orientasi sekolah untuk siswa baru. Nantinya Nabila juga akan diantar dan dijemput dengan bus sekolah tanpa dipungut biaya tambahan.

Setelah itu kami diajak berkeliling sekolah dan melihat ruangan kelas-kelas oleh kepala sekolah. Nabila sempat diajak masuk kelas untuk dikenalkan dengan calon teman-teman sekelasnya nanti. Kami mengunjungi calon kelas Nabila dan menyapa anak-anak disana. Kami lalu diajak ke ruangan di lantai 2. Disana terdapat aula yang cukup luas dan kebetulan saat itu adalah bulan desember, disana sedang ada kegiatan Natal anak-anak beserta sinterklas dan ornamen natal lainnya. Puas berkeliling sekolah, kami lalu pamit untuk pulang ke rumah dan mengucapkan terimakasih sekali lagi. Kami pulang ke rumah bersama guru Korea diliputi perasaan bahagia yang membuncah dan tidak sabar mengabarkan ke suami saya. Sepulang dari sekolah, Nabila tidak sabar membuka hadiah dari sekolahnya yang berupa tas sekolah, kotak bekal makanan dan selimut. 

Febuary 2012 kami datang ke sekolah untuk menghadiri kegiatan pemotretan foto keluarga, pengenalan kelas dan guru, juga mendapatkan informasi seputar sekolah nantinya. Saya mengajak suami dan teman saya yang pinter bahasa Korea untuk membantu saya menanyakan segala keperluan sekolah kepada guru kelas Nabila. Mbak Maria namanya Sesampainya di sekolah, kami disambut oleh banyak guru yang tampak ramah dan menyuruh kami ke kelas untuk pemotretan foto keluarga. Ruangan kelas sudah berubah menjadi studio foto mini. Setelah itu guru lainnya memberikan kami satu plastik besar bertuliskan nama nabila dalam tulisan Hangeul "나빌라" yang berisi seragam olahraga, jaket rompi dan surat pengumuman. Kami lalu dipersilahkan masuk ke ruangan kelas Nabila di ruangan sebelahnya. 

Saat masuk ke kelas Nabila, tampak kelas dihias sangat meriah. Penuh hiasan seperti hiasan ulang tahun anak-anak dengan berbagai ornamen warna-warni juga gambar snowman hasil karya anak-anak kelas sebelumnya. Disana juga sudah banyak berkumpul para orang tua murid dan anak-anaknya, dimana nantinya akan menjadi teman Nabila di kelas. Saat itu Nabila belum berani mengajak ngobrol teman Korea, dia sibuk mengobrol dengan temannya Rafa dengan bahasa Indonesia.

Di meja sudah disiapkan beberapa minuman, dan makanan berupa kue beras (tteok) dan buah jeruk. Kami dipersilahkan untuk menikmati hidangan sambil membuat topi dari kertas lipat oleh guru kelas Nabila. Bahan-bahan makhota seperti kertas lipat warna-warni, lem kertas, hiasan kertas, dan contoh makhota yang sudah jadi tersedia juga diatas meja pendek disana. Bersama abinya dan Rafa, Nabila tampak bersemangat membuat makhota. Saya dan mbak Maria hanya melihat anak-anak sambil sesekali menyapa orang tua lainnya yang baru datang dan duduk melingkari meja pendek bersama kami  

Guru kelas lalu memberikan pengumuman dan meminta kami membaca surat pengumuman yang diletakkan di tas coklat tadi. Jaket rompi dan seragam olahraga juga diletakkan di tas tersebut. Setelah itu bu guru menutup acara dan kami boleh dipersilahkan pulang ke rumah masing-masing. Kami lalu diantar oleh beberapa guru yang ramah-ramah. Nabila tampak senang dan berlarian kesana kemari di halaman sekolah serta melihat mainan bersama Rafa. Setelah itu kami pulang ke rumah dalam perasaan bahagia.

Nabila sudah tidak sabar pergi ke sekolah tanggal 4 Maret 2012 nanti. Sesampainya di rumah, dia langsung mencoba baju seragam olahraga dan tas sekolahnya. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang selalu mengabulkan dan tidak merasa bosan dengan doa-doa yang kami panjatkan kepadanya setiap hari. Maha Suci Engkau, Ya Allah. Terimakasih Ya Allah untuk kesempatan yang berharga untuk perkembangan, pengalaman sekolah dan masa depan Nabila ini. Kami sangat bersyukur atas semua karunia dan rahmat yang tidak pernah habis-habisnya Kau curahkan untuk keluarga kami meski jauh merantau ke negeri orang. Benarlah janji Allah ini :
Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah serta ingatlah Allah sebanyak mungkin, supaya kamu beruntung.” (TQ.s. Al-Jumu’ah [62]:10)


. MashaAllah..Aamiin Allahumma Aamiin.. ^_^

Hasil Jepretan foto Keluarga di kelas yang sudah disulap jadi studio mini 





Nabila melipat kertas lipat untuk membuat makhota bersama Abinya



Jamuan menyambut kedatangan orang tua murid dan siswa baru (teh buah, kue beras dan buah jeruk)



Guru kelas Nabila. Disana ada bagian tingkat yang biasanya digunakan untuk tidur-tiduran dan membaca buku



Nabila melihat contoh makhota yang sudah disediakan di setiap meja



Baju seragam olahraga dan rompi jaket. Gratis. 



Seluruh perlengkapan yang diberikan secara gratis untuk sekolah Nabila



Mainan di halaman sekolah Nabila



Nama sekolah Nabila dan terdaftar di Menteri Pendidikan Korea



Info penerimaan siswa baru dan info pendaftaran via internet



Sekolah Nabila yang luas, bersih dan rapi



Pintu gerbang sekolah

Langsung nyobain pakai seragam sekolah sepulang dari orientasi sekolah :)


11 komentar:

  1. keren keren... saya suka bacanya :) Jadi pengen merit cepat2

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe..curhatan sembari anak-anak tidur siang nich mbak..Udah lama nggak bisa asyik nulis di blog..Kangen juga rasanya. Semoga segera bertemu belahan jiwanya dan diberi anak-anak yang lucu ya mbak Azura ^_^

      Hapus
  2. TKnya bagus bangeeeettt
    berharap suatu hari bisa menyekolahkan anak(-anakku) disana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh maksudnya "disana" = sekolah yang kayak gtu hehe :)

      Hapus
    2. Sekolah TK di Indonesia juga banyak yang bagus, sayang mahal dan tak terjangkau ya mbak Sari.. :(

      Hapus
  3. iya...andaikan Indonesia ini dikelola dengan sistem yang baik. tentu sangat bisa bikin sekolah2 begini, malah lebih baik mungkin, karena Indonesia adalah mayoritas muslim terbesar. dan sepanjang sejarah membuktikan, sistem yang baik hanyalah sistem Islam. *semakin merindukan suasana Islam berjaya, walau belum pernah mengalaminya, kedahsyatannya sangat terasa.

    btw, selalu keren tulisannya mbak...saya belum sempat nulis di blog yang panjang2. he2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener banget mbak Nunung..Semoga Khilafah segera tegak, supaya pendidikan bisa terjangkau dan dinikmati seluruh anak-anak dipelosok negeri..Saya lagi baca buku "Indonesia Mengajar", keren mbak..Para pengajar muda yang mengajar anak2 di daerah terpencil tanpa digaji selama setahun..Ceritanya menyentuh, makin membuktikan kl pemerintah bener2 tidak menjamin kesejahteraan dan pendidikan rakyatnya..

      Hapus
  4. Aamiin...btw, iyaa miris bangeet...sungguh ketidakadilan dimama-mana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga semuanya segera berakhir ya mbak..Tugas kita semua ya..^_^

      Hapus
  5. mbak, erita2 dongss.. isha pengen juga kuliah di korea... :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip insyallah tar sy ceritain pengalaman suami dan temen2 sy yg kuliah disini ya..Coba kunjungi FB "Informasi Beasiswa Korea" di https://www.facebook.com/beasiswa.korea?fref=ts Disana banyak informasi peluang beasiswa di Korea Selatan yg dikelola sama Persatuan Pelajar Indonesia Korea (Perpika) lho mbak Danisa..^_^

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...