Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Senin, 07 Januari 2013

English Village, English is FUN!

| Shinta Rini |




Wah akhirnya ada kesempatan juga buat nulis kegiatan "English Village" ini di sekolah Nabila. Sebenarnya acara ini udah lama banget lho, tepatnya tanggal 2 Juni 2012 hari sabtu. Subhanallah, udah 7 bulan yang lalu ya? hehe (# kemana aja nich ummi?)..Tapi alhamdulillah masih ingat koq urutan kegiatannya. Ntar kalau lupa, bisa nanya Nabila dech :D

Acara English Village ini seru banget lho, dijamin anak-anak enjoy dech. Sepertinya ini adalah program pertama dari sekolah Nabila setelah pemerintah Korea Selatan mulai mencanangkan program pembelajaran bahasa Inggris untuk warganya (# CMIIW kalo salah ya bu guru,hehe). Di Korea Selatan, bahasa Inggris itu tidak terlalu familiar karena mereka setiap harinya menggunakan bahasa Korea dan menggunakan tulisan hangeul yang berbeda jauh sama huruf alfabet (contohnya : 감사합니다~terimakasih). Jarang ditemui orang-orang dewasa yang bisa berbahasa Inggris, kecuali di tempat tertentu seperti di kantor, rumah sakit dan kampus. Ini juga nggak semuanya bisa lho, biasanya yang sering saya temui adalah dosen, dokter, direktur perusahaan dan costumer servicenya yang bisa berkomunikasi dengan lancar. Bu guru di sekolah Nabila pun juga kurang bisa paham bahasa Inggris, kecuali guru bahasa Inggris yang merupakan guru les bahasa Inggris dari luar sekolah. Jadi bukan guru tetap di sekolahnya lho. Ini saya ketahui saat saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan pihak guru-guru di sekolahnya saat mendaftarkan Nabila sekolah dan berkonsultasi di sekolah Nabila. Kebetulan bahasa Korea saya juga belum lancar, akhirnya lebih banyak bahasa isyaratnya dech haha (# ketawa sendiri kalau inget waktu mendaftar nabila sekolah).


Oke, kembali ke English Village ini ya. Guru-guru di sekolah Nabila bikin program mengajarkan bahasa Inggris yang menyenangkan buat murid-muridnya dengan cara bermain peran (sandiwara).Cara ini memang efektif banget buat anak-anak seusia TK. Karena tahap berfikir anak usia TK ada di tahapan pra-operasional, dimana mereka belum bisa berfikir secara logis dan baru bisa berfikir secara abstrak. Jadi butuh pengayaan yang "mirip dengan kondisi realnya"  supaya mereka bisa paham. Oleh karena itu, tema-tema yang disajikan juga benar-benar seperti sungguhan. Misalnya saat belajar mengenal makan roti sandwich (makanan khas orang barat), mereka akan menggunakan biskuit, keju, sayur sungguhan. Jadi harus benar-benar nyata di hadapan mereka supaya bisa lebih paham.

Nah untuk bisa belajar pengucapan kata-katanya dengan tepat, guru-guru mengundang khusus native speakernya lho. Jadi bener-bener orang Barat dan guru Korea yang udah fasih benar berbahasa Inggris. Ini penting sekali lho. Soalnya di Korea Selatan tadi kan tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan kesehariannya. Bisa dibilang "agak asing" dengan bahasa Inggris, ini yang membuat orang Korea kadang malas berurusan dengan orang asing yang berbahasa Inggris. Ribet mungkin pikir mereka. Sonsengnim (guru Korea) saya malah kagum dengan kurikulum Indonesia yang mengajarkan anak berbahasa Inggris sejak TK sampai perguruan tinggi. Ditambah lagi bahasa Inggris menggunakan huruf alfabet untuk membacanya. Sedangkan mereka menggunakan tulisan hangeul yang kotak-kotak seperti ini  감사합니다 (tuh kan beda jauh ya sama ABCDE). Cara pelafalan bahasa Inggrisnya pun jadi mengikuti sistem hangeul  dimana huruf konsonan harus selalu berpasangan dengan huruf vokal. Contohnya : "english" akan dilafalkan "englisi", "address" dilafalkan "edresse" dan "child" akan dibaca "chailde". Nah lho repot kan, hehe.. :D

Supaya anak-anak mudah mengingat apa yang dipelajari, maka selama 2 minggu berturut-turut guru akan mengulang-ulang terus percakapan singkat dan sederhana dalam bahasa Inggris setiap harinya. Ditambah pula, orang tua di rumah pun harus "ikut" belajar bahasa Inggris juga bersama anak-anak mereka dan mengulangi percakapan tersebut di rumah. Guru memberikan tabel harian belajar berupa tabel checklist yang harus ditempel dengan striker setiap kali mereka belajar di rumah. Nah buat saya dan Nabila, pelajaran bahasa Inggris dan acara "English Village" ini satu-satunya pelajaran yang kami sukai karena kami bisa paham dengan baik dibandingkan tugas-tugas Nabila yang berbahasa Korea dan selalu bikin puyeng umminya. hehehe.

Setiap hari selama 2 minggu tersebut sejak tanggal 23 Mei sampai 1 Juni, saya berlatih bersama Nabila dan suami saya. Oh ya, untuk memudahkan anak-anak mempelajari bahasa Inggris ini mereka menggunakan nyanyian dan pelafalan yang bernada sehingga anak-anak mudah mengingatnya. Selain itu, kami benar-benar belajar dengan cara bersandiwara juga lho. Misalnya, saat mempelajari tema "Market", saya akan bergantian dengan nabila menjadi penjual dan pembeli. Tidak ketinggalan juga, Nabila dengan kritisnya akan bertanya berentetan (ini bahasanya bener nggak sih?hihi) dan bercerita saat menghapalkan satu dialog pendek. Misalnya: "ummi apa itu sandwich", "Nabila pernah makan sandwich nggak", "sandwich itu rasanya gimana sih ummi?", "kapan-kapan kita bikin sandwich yuk!". Dialog singkat yang kalau dibaca cukup 2 menit, bisa jadi sejam karena diselingi pertanyaan dan cerita Nabila hihihi. Ya, itulah uniknya belajar sama anak-anak ya. Harus belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar hehe.  Kalau mood mereka bagus alias lagi senang, insyallah mereka akan lebih mudah paham dan mengingatnya. Oke dech, lanjut!! :D

Dua hari menjelang hari H kegiatan "English Village" di sekolahnya, bu guru mengirimkan jadwal acara dan uraian kegiatan apa saja selama acara berlangsung. Bu guru juga memberi "PR" buat orang tua untuk membuat Paspor yang harus diisi identitas dan ditempel foto Nabila. Selain itu, orang tua harus mentransfer uang 5 ribu won ke rekening sekolah yang akan ditukar dengan uang 5 ribu won mainan. Uang ini nantinya akan ditukar ke bagian penukaran uang (money changer) dengan mata uang dolar sebanyak 5 dolar.  Uang dolar mainan ini akan digunakan sebagai alat jual beli saat mereka bersandiwara di pasar (market) dan pujasera (food court). Dimana mereka boleh membeli barang-barang dan makanan yang mereka sukai dengan menukar uang yang mereka miliki. Seru kan?

Setelah membaca undangan dan jadwal acara tersebut, saya jadi tahu bagaimana urutan kegiatan Nabila bersama teman-temannya nanti di sekolah. Di sekolah anak-anak TK kelas 태백반, 한라반 dan  인왕반 akan dibagi menjadi 4 tim, yaitu tim merah, kuning, biru dan hijau. Dalam satu tim, harus ada perwakilan anak dari ketiga kelas tersebut. Setiap tim akan didampingi oleh orang tua masing-masing untuk mengikuti dan melihat keseluruhan acara tersebut. Nabila yang duduk di kelas 인왕반 masuk di tim merah bersama dua orang teman sekelasnya dan bergabung bersama adik-adik kelasnya. Setiap tim memiliki urutan masing-masing untuk memasuki kelas secara bergantian. Misalnya tim merah, urutannya adalah : 1) ruang imigrasi (immigration), ruang penukaran uang (money changer), ruang market, ruang food court, ruang science class dan ruang amusement park.  Urutan ini akan membuat acara berjalan secara tertib, right?


Undangan dan Susunan acara English Village


Materi yang harus dihapalkan selama 2 minggu setiap harinya (# sampe lecek dan luntur hehe)


Undangan dan susunan acara


Di Bandara udara (at airport) dan ruang imigrasi (immigration)

Percakapan di bandara :

(T) Would you please raise your hands?
(C) Raise my hands
(T) Great! You can pass through!

paspor Nabila

Gerbang bandara udara


Ruang imigrasi


tit..tit harus di cek pakai metal detector dulu ya nabila hehe

Percakapan di ruang Imigrasi :

(T)  Hi! What's your name?
(C) My name is Nabila
(T) How old are you?
(C) I'm six years old
(T) What kindergarten do you go to?
(C) I go to Dongbaek Kindergarten
(T) Great! You can pass through!


Di tempat penukaran uang (money changer)

Percakapan di ruang penukaran uang :

(T) How much do you want to change?
(C) I want 5 dollars
(T) Here you are
(C) Thank you
(T) You're welcome. Have a nice day
(C) Have a nice day





Nabila setelah menukar uang won ke dolar, bahagia :)



Di pojok stiker (판박이 corner)

Setelah menukar uang, anak-anak dipersilahkan berkunjung ke pojok striker. Disana sudah ada ibu kepala sekolah yang mendampingi dan melayani anak-anak yang datang silih berganti. Peralatan berupa semprotan air, beberapa striker dan prakarya pesawat dari kertas diletakkan di dalam keranjang. Anak-anak berbaris rapi menunggu giliran mereka. Saat giliran nabila tiba, kepala sekolah meminta nabila memilih striker yang disukai. Nabila memilih striker kupu-kupu. Kepala sekolah lalu meletakkan striker di tangan nabila dan menyemprotnya dengan air. Striker kupu-kupu pun menempel di tangan nabila.

Nabila mengantri di pojok striker bersama ibu kepala sekolah

Stiker kupu-kupu pilihan dan kesukaan Nabila


Di pojok gelembung sabun (비누 방울 corner)

Di pojok ini, anak-anak boleh bergantian bermain gelembung sabun yang sudah disiapkan ibu guru. Namanya anak-anak, pasti suka banget sama permainan ini. Permainan sederhana yang bisa membuat anak-anak tertawa sambil berlarian memecahkan gelembung sabun yang ditiup temannya. Nabila juga kelihatan asyik main gelembung sabun ini. 
suasana ceria di pojok gelembung sabun


gelembung sabun selalu menarik minat anak-anak ya?


Pembagian Tim Merah, biru, hijau dan kuning

Sekitar 30 menit setelah anak-anak masuk ruang imigrasi dan menukarkan uangnya di money changer. Tibalah saatnya acara utama yang ditunggu-tunggu. Sebelum mulai berpetualang ke english village, ibu guru membagi kelompok menjadi empat tim, yaitu tim merah, kuning, biru, dan hijau. Anggota tim ini dapat dilihat dari undangan yang sudah diberikan sebelumnya. Setelah itu bu guru akan menunjuk empat orang anak yang akan menjadi ketua tim dari keempat kelompok tersebut. Mereka akan memimpin teman-temannya berpetualang dengan membawa bendera tim di tangan.

Oh ya, sebenarnya setelah pembagian kelompok ini, Nabila tampak tidak terlalu bersemangat mengikuti acara English Village lho. Sebabnya karena sahabat Nabila yang bernama Park Jae Bin tidak datang hari itu. Nabila tampak muram dan ogah-ogahan. Padahal banyak teman lainnya yang menyapa dia, tapi tetap tidak membuat Nabila ceria. Ditambah abi tidak bisa ikut menemaninya karena bertepatan dengan meeting dengan profesor abi di Lab. Jadilah ummi berkali-kali membesarkan hati Nabila. Ummi juga mengajak dia keliling sekolahnya dan mengambil beberapa gambar Nabila saat dia semangat menunjukkan dimana kelasnya, dimana loker tempat sepatunya, menjelaskan ruangan-ruangan di sekolahnya. Setelah itu Nabila sedikit ceria dan bersemangat. Oh ya, saat itu memang suhunya lumayan panas karena musim panas (summer). Dia tampak terlihat gerah dan kehausan. Sayangnya saya lupa pula membawa air mineral di botol minumannya. Maaf ya Nabila ^_^

Nabila ada di tim Red


Bendera tim merah, kuning, biru dan hijau


Guru membagikan dan menunjuk 4 murid untuk menjadi ketua tim



Yuk berbaris sesuai dengan bendera tim!


Di pasar (market)

Tim merah mendapat giliran pertama mendatangi pasar. Di ruangan kelas ini sudah ditata sedemikian rupa hingga mirip dengan pasar hihihi. Bagian belakang ruangan dipasang poster supermarket dimana terdapat gambar seorang ibu dan anak yang sedang memilih buah apel. Di dekat pintu masuk, dipasang gambar besar bertuliskan "have a good time" untuk background foto. Tidak lupa tersedia kursi, hiasan, dan baju serta topi dari berbagai negara sebagai kostum pemotretan hehe..Dibagian depan ruangan tersedia meja-meja yang tersusun dengan rapi dengan aneka mainan, kipas, gelembung sabun dan striker yang ceritanya nanti akan digunakan saat bermain peran bertrantraksi di pasar dengan seorang penjual native speaker. Sayang, saya juga lupa siapa namanya. Pokoknya si om bule itu nantinya yang akan melakukan percakapan seputar jual beli dengan anak-anak. Oh ya, om bule ini didampingi sama ibu guru kelas nabila di 인왕반. Semoga ibu guru 김소영 (Kim So Young) jadi jago bahasa Inggris supaya nanti kalau konsultasi sekolah Nabila bisa pakai bahasa Inggris..hihihi

Di market ini, semua regu merah harus duduk dengan rapi beserta kedua orang tuanya di lantai sambil mendengarkan penjelasan bagaimana prosedur bermain perannya nanti. Terdapat empat kelompok yang duduk mengelilingi empat meja. Bu guru akan memilih secara acak, kelompok mana saja yang akan maju bergiliran membeli barang di market ini. Kedua orang tuanya akan mendampingi anaknya saat bercakap-cakap dan bertransaksi dengan om bule. Anak-anak juga bebas memilih barang yang akan mereka beli dan ditukarkan dengan uang dolar mereka. 
Saat giliran Nabila tiba, saya antusias mendampingi Nabila berbelanja di market. 
(om bule) May I help you?
(Nabila) I want to buy this. How much is it?
(om bule) It is 1 dollar
(Nabila) Here you are
(om bule) Thank you

Nabila terlihat malu-malu dan kecil sekali volume suaranya saat bercakap dengan om bule. Tapi alhamdulillah pengucapan bahasa Inggrisnya lancar dan intonasinya jelas. Nabila saat itu memilih menukarkan uang dolarnya untuk membeli sebuah kipas beruang, striker baju anak perempuan, dan mainan. Masing-masing berharga satu dolar. Total pembelanjaan nabila sekitar tiga dollar. Setelah selesai membeli barang, berfoto di pojok foto dengan memakai topi kelinci yang dipilihnya, paspor Nabila ditempelkan striker bintang kuning di kolom market. Saya melihat anak-anak tampak bergembira sekali. Kedua orang tuanya juga terlihat bangga karena anak-anaknya bisa berbahasa Inggris dengan si om bule. Setelah selesai di market, maka tempat selanjutnya yang akan didatangi adalah pujasera (food court). 


pintu masuk ke ruang market


serasa di pasar sungguhan hehe



pasar yang menjual mainan anak-anak


Guru Nabila mendampingi native speaker di kelas market


Nabila menunggu giliran untuk berbelanja di market. Di belakang Nabila terpampang besar poster percakapan saat di market


Barang-barang yang dijual di market : stiker, topeng, cangkir, dan mainan 


Pojok foto di kelas market


Kita boleh mencoba baju tradisional dan topi dari berbagai negara


Di pujasera (party in my tummy)

Di ruang pujasera ini, seorang native speaker akan di dampingi oleh seorang guru bahasa Inggris di sekolah Nabila. Pertama-pertama native speaker akan menjelaskan bahwa anak-anak nantinya akan membuat cracker sandwich bersama anggota keluarga mereka. Secara bergiliran, anak-anak akan menukarkan uang 2 dollarnya ke meja pemesanan untuk mendapatkan biskuit (cracker), keju (chesee), wortel (carrots), kacang polong (peas) dan satu botol yakult diatas piring kecil berbentuk persegi panjang. Saat di meja pemesanan mereka akan melakukan percakapan sederhana seperti berikut ini :

(C) Can I get a package?
(T) Sure
(C) Thank you
(T) Let's make a cracker sandwich
     C= children  T= teacher

Setelah mendapatkan pesanan dan menyerahkan uang 2 dollar untuk 1 pesanan, anak-anak dapat kembali ke kursi masing-masing berkumpul dengan anggota keluarga lainnya. Teman-teman Nabila ada yang mengajak serta ayah, ibu, kakak dan adiknya. Nabila saat itu hanya bersama saya, karena ayahnya sedang ada pertemuan dengan profesor sehingga tidak bisa menemaninya. Di meja makan, sudah tersedia satu botol selai, sendok kecil dan tissue. Kita boleh menambahkan selai untuk membuat cracker sandwich. Sebenarnya disediakan keju juga di pesanan tersebut, tapi berhubung kami hanya memakan keju halal sehingga kejunya kami kembalikan ke gurunya. Di Korea memang tidak semua keju halal, jadi kami harus memilah-memilahnya sendiri.

Saat semua anak-anak sudah selesai membuat cracker sandwich, native speaker kemudian mengajak seluruh peserta di ruang pujasera untuk bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan juga ditampilkan dalam bentuk tayangan video di depan ruangan. Anak-anak senang sekali bernyanyi bersama-sama.

(T) Now everybody say cracker sandwich! party in my tummy
(C) Cracker sandwich ! party in my tummy!
(T) Let's not forget to invite carrots and peas to our party. Carrots and peas! Party in my tummy!
(C) Carrots and peas! Party in my tummy!

Setelah bernyanyi mereka bisa menikmati cracker sandwich bikinan mereka. Wah senang sekali nabila dan teman-temannya. Sambil menunggu anak-anak selesai makan cracker sandwich, native speaker tersebut berkelilingi di meja-meja pujasera untuk memberikan striker yang akan ditempelkan di kolom "party in my tummy" yang ada di paspor anak-anak.Jika sudah mendapatkan striker tersebut, anak-anak boleh keluar dari ruangan pujasera menuju ruangan selanjutnya dan memulai petualangan yang berbeda lagi. Asyik kan?


pintu masuk pujasera "party in my tummy"


native speaker mengajak anak-anak menyanyi bersama sambil melihat tayangan video


meja dan bangku-bangku mini di ruang pujasera


pujasera yang dihiasi balon-balon udara 


giliran nabila membeli cracker sandwich

cracker sandwich isinya biskuit, wortel, kacang polong, yakult, minus keju (sengaja tidak diambil)


Di kelas ilmiah (at science class)

Kunjungan ketiga adalah kelas ilmiah (science class). Di kelas ini, terdapat poster bergambar sebuah kampus bergaya Eropa. Di sebelah kirinya ditempelkan poster percakapan yang akan berlangsung di kelas ilmiah. Di ruangan sudah tersusun bangku-bangku dan meja kecil yang disusun melingkar. Sekitar ada 6 kelompok meja disana. Saya mengajak Nabila duduk di kelompok kedua bagian depan, supaya bisa melihat dengan jelas dan mendengarkan instruksi dari bu guru. Di kelas ilmiah ini didampingi oleh guru bahasa Inggris Nabila. Meski beliau adalah orang Korea, bahasa Inggrisnya sangat lancar sekali. Oh ya, bu guru ini sangat ceria dan bisa menghidupkan suasana kelas menjadi seru. Hari itu bu guru berperan sebagai seorang ilmuwan yang akan mengajak anak-anak melakukan percobaan ( eksperimen) membuat bola karet (rubber ball).  Saya kurang tahu persis nama bahan-bahannya karena menggunakan bahasa Korea. Saya ingat beberapa  bahan saja yaitu polymer polyvinyl acetate (PVA) dan pewarna kuning, merah juga biru. 

Di masing-masing meja telah disediakan satu termos air panas, beberapa cup kertas, sendok kecil, sekeranjang bahan-bahan yang nantinya akan dicampur dan diaduk sehingga terbentuk menjadi  rubber ball. Sebelum mulai bereksperimen, bu guru akan menjelaskan peraturan yang ada di kelas ilmiah, apa yang akan dibuat di kelas ilmiah, dan meminta orang tua membantu anak-anak saat membuat  rubber ball. 

Ini adalah peraturan yang ada di kelas ilmiah. Peraturan ini dibacakan oleh bu guru dan anak-anak diminta untuk mengulangi bacaannya. 
three science class rules :
(T) Listen carefully
(C)  Listen carefully (2x)
(T) Never eat 
(C)  Never eat (2x)
(T) Follow instructions
(C)  Follow instructions (2x)

Setelah selesai menjelaskan peraturan dan penjelasan membuat  rubber ball, bu guru memandu langkah-langkah pembuatannya. Bu guru pendamping juga membantu anak-anak di setiap meja. langkah pembuatan yang saya ingat adalah memasukkan serbuk PVA dan pewarna kuning serta satu bahan lagi yang saya lupa namanya ke dalam paper cup. Kemudian diberi air hangat dari termos minuman. Setelah itu harus segera diaduk dengan cepat dan merata. Tidak lama kemudian di dalam peper cup itu terbentuk sebuah bola karet yang kemudian dibantu menggunakan tangan untuk membulatkannya. Taraa..jadilah  rubber ball Nabila berwarna kuning. Nabila tampak senang sekali. 

Ummi dapat video pembuatan  rubber ball di youtube barangkali ada temen-teman yang mau mencoba membuat sendiri di rumah :



pintu menuju ruang kelas ilmiah (science class)


guru bahasa Inggris kelas nabila berperan jadi ilmuwan di kelas ilmiah


video tayangan di kelas ilmiah


Nabila semangat membuat rubber ball



Di Taman hiburan ( at amusement park)

Kunjungan terakhir adalah taman hiburan (amusement park) yang berada di ruang aula pertemuan lantai 2. Ruangan ini cukup luas. Di bagian dinding di pasang poster besar bergambar hewan-hewan dan gambar anak-anak yang menaiki kereta api. Suara musik anak-anak terdengar nyaring dan anak-anak terlihat sangat bergembira. Di taman hiburan hiburan, dipandu seorang guru bahasa Inggris adik kelas Nabila. Ibu guru ini terlihat cantik, ceria dan gesit sekali. Bu guru mampu menghidupkan suasana acara bermain di taman hiburan menjadi semakin menyenangkan dan seru. 

Di bagian kanan ruangan terdapat karpet warna-warni yang berbentuk kotak. Juga ada gambar-gambar aneka buah-buahan dari kain flanel. Dibagian belakang ruangan terdapat tenda berwarna biru bergambar kereta api Thomas. Didalamnya terdapat bola warna-warni seperti di arena permainan mandi bola dan ada beberapa gambar aneka binatang yang sengaja disebar disana. Ada kelinci, harimau, macan, dan tupai. Di sebelahnya terdapat arena permainan melempar bola yang akan dilempar di papan berangka 1, 2, 3 dan 4. Dibagian kiri depan ruangan terdapat kolam besar dari plastik beserta pancingan magnet. Di dalam kolam terdapat berbagai hewan laut seperti : ikan paus, ikan hiu, gurita, ikan, dan kura-kura.

Dibagian tengah ruangan terdapat poster besar yang bertuliskan percakapan bu guru dan anak-anak setelah anak-anak selesai bermain tebak warna, mencari binatang di tenda Thomas, melempar bola dan mengambil kartu angka, memancing hewan laut di kolam karet. Bu guru duduk di sebuah kursi dan didepannya terdapat sebuah meja yang berisi aneka permen warna-warni. 

Pertama-tama bu guru menyapa mereka dan menjelaskan tata cara permainan di taman hiburan. Setelah itu bu guru mengajak anak bernyanyi dan berjoget ala robot bersama-sama. Setelah itu acara pun dimulai. 
1) menebak warna :
Guru pendamping sudah ada di arena tebak warna. Anak-anak secara bergiliran diminta melemparkan bantal dadu raksasa. Angka yang ditunjukkan di dadu menunjukkan berapa langkah lompatan yang dilakukan anak. Setelah mereka melompati karpet warna yang tertempel buah-buahan dari kain flanel. Mereka diminta menyebutkan nama buahnya dalam bahasa Inggris dan menyebutkan warna buah tersebut. Mereka lalu diberikan kartu warna yang akan dikumpul ke bu guru bahasa Inggris di akhir seluruh permainan. 
2) mencari binatang di tenda mandi bola
Anak-anak diminta mencari binatang yang bersembunyi di balik bola warna-warni. Setelah dapat mereka harus tunjukkan ke bu guru sambil menyebutkan nama binatang yang sudah didapatkan
3) melempar bola
Anak-anak diminta untuk melempar bola ke papan sasaran yang sudah diberi angka. Jika anak melempar bola tepat di angka 3, mereka diminta mengambil kartu angka yang ada di samping papan sasaran. Kartu ini akan diserahkan ke ibu guru dan mereka diminta menyebutkan angka tersebut dalam bahasa Inggris.
4) memancing binatang laut
Anak-anak diminta memancing bintang laut sebanyak-banyaknya dan diberikan ke ibu guru. Mereka lalu diminta menyebutkan nama-nama hewan laut yang berhasil mereka pancing dalam bahasa Inggris.
Setelah selesai menebak gambar bersama ibu guru, anak-anak mendapatkan hadiah. Mereka boleh memilih permen warna-warni yang mereka sukai.


Percakapan sederhana di taman hiburan (amusement park)




guru bahasa Inggris sekolah nabila di taman hiburan



video menyanyi bersama di taman hiburan


permainan menebak warna ( nabila hanya action saja), buat dokumentasi foto hehe


permainan mencari gambar hewan-hewan dirumah mandi bola

Arena Lempar bola ke papan sasaran


nabila memancing ikan , gurita, paus, hiu dan kura-kura dilaut 

kakaknya temen Nabila pun senang ikutan main di taman hiburan hehe


giliran nabila menebak angka dan menebak nama hewan


Acara pun ditutup dengan salam dan perpisahan bersama para guru-guru di depan gerbang sekolah. Wah nabila senang sekali sepulang dari acara English Village. Dia nggak sabar mau menceritakan pengalaman serunya hari itu kepada abinya di rumah. Alhamdulillah, belajar bahasa Inggris lewat permainan dan bermain peran membuat anak-anak lebih mudah mengingat, memahami bahasa Inggris dengan cepat. Semoga pengalaman ini membuat teman-teman juga terinspirasi membuatnya bersama anak-anak di rumah..
English is fun! ^_^








15 komentar:

  1. Hmm, kalau begini cara belajarnya, belajar jadi menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener banget Mak Ety..Anak-anak juga jadi semangat belajarnya ya.. Makasih mak' udah mampir ke rumah ^_^

      Hapus
  2. Wah...seru banget ya Nabila, metode yang hebat dan menyenangkan...btw, keren banget reportasenya mak... informatif :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, emaknya juga bahagia kalo anaknya bisa enjoy belajarnya kayak gini..Fitrahnya anak-anak ya mbak, belajar sesuatu harus simple,menarik dan penuh permainan ya..Mak, anak-anaknya sekolah di HSG ato sekolah negeri?

      Iya mak, saya niatin banget buat bikin reportasi seperti ini. Pinginnya setiap kegiatan Nabila di sekolah dibikin reportasi juga, doakan ya mak supaya bisa istiqomah nulisnya hehe.. ^_^

      Hapus
    2. Alhamdulillah, makasih ya mak udah mampir baca reportasi yang panjang ini..Semoga gak bosen ya mak' hehehe :D

      Hapus
  3. Subhannallah keren banget pendidikan di sana, coba kalo di Indo harus bayar mahal dulu mak buat dapetin model belajar yang kaya gini..^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak Shintaries, duh senengnya mak mampir ke rumah saya..(# sambil sodorin kimchi ma ttokpoki, silahkan dicicipin mak'hehe)

      Alhamdulillah, saya dibantu pemerintah Korea tuk menyekolahkan Nabila secara gratis mbak..Sy hanya bayar lunch saja..Kalau ada acara baru saya bayar..Untuk acara ini gratis, saya hanya bayar 5000 won buat nukerin ke uang 5 dolar mainan itu..

      Semoga pemerintah kita juga "lebih serius" lagi memberikan pendidikan berkualitas ke anak-anak kita..Disini SD-SMA Free lho mak'! Indonesia juga sebenarnya mampu mengratiskan pendidikan lho mbak, Negeri kita lebih kaya daripada Korea lho! Sumber daya alam kita melimpah dari sabang sampe merauke..Bener gak mak'

      Hapus
  4. seruuuuu!!! Itu Nabila gimana proses adaptasinya, mba? anakku pernah ikut daycare cuma 2 minggu aja, kebetulan waktu itu mepet mau pulang ke indo, jadi abis dari indo ga diterusin lagi.
    Kondisinya: Daycare swasta, bukan internasional punya, jadi bayaran lebih murah hehehe. Jadwal masuk dari jam 8 sampai jam 3 sore. Yg bisa b.inggris cuma 1 pengasuh aja, dan dia yg ngajar b.inggris di daycare itu, lainnya bahasa loka (Kurdistan) semua. Anakku ga bisa ditinggal sama aku. Seminggu pertama aku temenin, berikutnya aku tinggal. Tapi tiap aku jemput, anakku bilang dia ga makan n minum di sekolahan. sementara kata guru2nya dia makan n minum, tidur juga (pdhl seharusnya anak di atas 2 thn ga ada jadwal boci). dia blm bisa adaptasi sm temen2nya yg paek bhs kurdi semua. makanannya pun makanan iraq pernah aku bawain makan tp ga dimakan. hiks hiks hiks.. Usia anakku 3thn skrg.
    Maap mbak jadi kepanjangan *curcol*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banget mak!! hehehe..

      Alhamdulillah, Nabila mulai sekolah TK pas usia 5 tahun 3 bulan. Sejak hari pertama sekolah langsung sekolah sendiri tanpa ditemani sama saya. Peraturan disini mbak, kita nggak boleh temeni sejak hari pertama sekolah. Saya hanya mengantar ke tempat jemputan sekolahnya dan menjemput di dekat rumah saya. Hari pertama dia keliatan seneng, dia cerita banyak pengalaman sekolahnya, temen-temennya, kerudungnya, makannya dll..Kata gurunya meski belum bisa ngomong bahasa Korea, dia cukup kooperatif ikutin kegiatan sekolahnya & gurunya. Dia juga punya 2 orang sahabat cewek yang mau ngajakin dia main. Alhamdulillah 2 minggu kemudian, dia udah bisa lancar ngobrol sama teman pake bahasa Korea..Sy liat dia jadi berani & mandiri setelah sekolah. Dukungan ortu dan sekolah bikin dia cepat beradaptasi di sekolahnya. Begitu proses adaptasinya mak Isti..^_^

      Oh ya di sekolahnya, guru-gurunya nggak bisa English..Murni Korea percakapannya..Kebayang 2 awal sekolah, pake bahasa Tarzan hehe..TK Nabila termasuk TK Pemerintah mbak, sy gratis biayanya. Dibantu pemerintah Korea tuk warga asing yang tinggal disini.

      Tiap anak berbeda-beda kemampuan adaptasinya. Ada yang mudah, ada yang lambat. Wajar koq, orang dewasa kan juga gitu hehe. Nabila termasuk anak yang butuh waktu untuk bisa beradaptasi juga koq mak..Mungkin karena usia anak emak Isti masih kurang dari 3 tahun, wajar kok mbak..Tingkat kelekatan anak (attachment) masih tinggi di usia itu. Apalagi kl selama ini selalu bersama-sama terus di rumah. Usia 3 tahun di TK Korea juga ada bocinya mbak..Kl waktu itu masih sulit makan juga (meski makan bekel), mungkin dia lagi proses penyesuaian diri sama temen dan makanannya juga..Kalau sekarang sekolah dimana mbak? Gimana perkembangannya sekarang? Enjoy di sekolahnya?

      # Gak apa curcol, saya mah seneng di curcolin mak...Maklum udah jadi profesi..Kl psikolog kan memang harus punya "modal" hati yang lapang & telinga yang lebar kan mak? hehehe :D

      Makasih ya mak udah mau curcol ma saya, seneng.. ^_^

      Hapus
    2. Mak, ini pengalaman hari pertama dia sekolah..Cekidot ya mak : http://buahatikusurgaku.blogspot.kr/2012/10/kerudung-nabila-di-sekolah-korea.html

      Hapus
  5. Woow.... keren banget mba, postingannya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, makasih udah mampir ya mak Santi..Saya udah mampir dan follow blog mbak barusan.. ^_^

      Hapus
  6. Mengesankan sekali mbak. Saya punya usul, bagaimana kalau English Village kita bangun diseluruh Indonesia, pasti lebih seru. Padahal English Village yang pertama ada di negeri kita sendiri, tapi kurang bisa maju.

    BalasHapus
  7. Saya pernah diminta mengajar Bahasa Inggris pada anak usia 4 tahun, saya ajari nyanyi lagu2 : My bonie, twinkle little star, que sera2, dll...dan pelajaran kata2 sehari2 juga lewat gambar...Setelah masuk SD sekarang kelas 5 SD, nilainya selalu bagus, 90-100, malah senang belajar bahasa Inggris...sebaliknya teman2 satu kelas benci dg bahasa inggris, nilainya dibawah 50...Kesimpulan : Pengenalan Bahasa Inggris untuk anak PAUD sangat perlu, tetapi tidak boleh sulit2, harus yg mudah2...Saya ingin membangun English Village di Indonesia, Islamic English Village...www.kotapareku.wordpress.com

    BalasHapus
  8. Assalamualaikum.wr.wb. Sekitar 7 tahun lalu saya diminta mengajar privat anak usia 4 tahun, saya ajari nyanyi berbahasa Inggris : my bonie, twinkle little star, que sera2, dll. juga pelajaran kata2 ringan dengan gambar2 dan lingkungan sekitar, alhamdulillah setelah masuk SD (sekarang kelas 5 SD) senang belajar Bahasa Inggris, PR dikerjakan sendiri, nilainya selalu bagus 90-100 padahal teman2 dikelasnya banyak yg kesulitan.. Kesimpulan : anak2 usia dini perlu diperkenalkan bahasa inggris tetapi yg mudah dan menyenangkan, tidak boleh ada yg sulit, dan berdampak positif untuk pendidikan selanjutnya...Sebenarnya English Village sudah ada di Indonesia sejak 1988..dan perlu saya kembangkan keseluruh tanah air : www.kotapareku.wordpress.com

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...