Laman

  • Home
  • About me
  • My Books
  • My Bussines
  • Lovely Hafidz
  • Lovely Nabila

Senin, 22 Oktober 2012

Hari Orang tua (어버이날) di Korea Selatan

Oleh : Shinta Rini 





Setiap 8 Mei  warga Korea sangat antusias untuk merayakan Hari orang tua ”어버이날 ” (baca : oboinal) bersama anggota keluarganya. 어버이 날 adalah kepanjangan dari “어 : 어머니” (baca: omoni, ibu) dan “버 : 아버지” (baca: aboji, ayah).

Biasanya anak-anak memberikan bunga anyelir (carnation) warna merah dan pink sebagai simbol rasa sayang kepada orang tuanya. Meski special, hari ini tidak dijadikan hari libur nasional sebagaimana hari Anak ” 어린이날 ” (baca : orininal, Hari Anak) setiap tanggal 5 Mei.

Pada hari ”어버이날 ”, anak-anak berbagai usia memberikan hadiah berupa rangkaian bunga carnation, hadiah kesukaan ibu ayah, cake bertemakan bunga  carnation,  kartu ucapan, mengajak ke salon dan supermarket, serta mengadakan perayaan layaknya ulang tahun. Anak-anak juga membebaskan orang tuanya dari pekerjaan rutin sehari-hari dengan menggantikan membereskan rumah, memasak, melayani dan memanjakan segala keperluan mereka dalam satu hari tersebut.

Asal mula hari orang tua 

Bunga anyelir (carnation) digunakan simbol penghormatan untuk para ibu rumah tangga yang sadar akan pentingnya kesehatan di lingkungan mereka. Langkah ini dipelopori oleh Anna Jarvis, seorang ibu rumah tangga di Appalachia, Amerika Serikat. Setelah Anna Jarvis meninggal, anaknya yang bernama Anna meneruskan kampanye ini.Tahun 1908, Anna mulai membagikan bunga anyelir (bunga kesukaan ibunya) kepada para peserta kampanye  untuk mengenang perjuangan ibunya.

Dari sini kemudian berlanjut dicanangkan sebagai hari orang tua di berbagai belahan dunia. Bukan cuma di Amerika Serikat. Kebiasaan menyematkan bunga anyelir di pakaian untuk merayakan Hari Ibu (mother day’s) juga dilakukan di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Australia, dan Kanada. Di Korea Selatan, bunga anyelir berwarna merah dan pink menjadi simbol rasa sayang kepada orang tua.


Anyelir (carnation) memiliki nama biologi dari bahasa Yunani yaitu Dianthus. “dios” berarti Dewa Zeus, dan “anthos” berarti bunga. Jadi dianthus adalah bunganya dewa Zeus. Bunga beraroma cengkeh ini punya banyak makna di setiap warnanya. Anyelir merah cerah mengekspresikan kekaguman. Anyelir merah tua melambangkan perasaan sayang yang mendalam. Anyelir putih melambangkan rasa sayang, kedamaian, keberuntungan, dan kesucian. Sedangkan anyelir pink artinya seseorang selalu mengenang si penerima bunga di hati dan pikirannya.

Orang-orang menyematkan anyelir berwarna putih untuk mengenang sekaligus menghormati ibu yang sudah meninggal dunia. Sedangkan anyelir merah dan pink diberikan kepada ibu yang masih hidup untuk menunjukkan rasa sayangnya.

Anyelir ungu dipakai dalam upacara kematian di Perancis. Bunga ini melambangkan penghormatan bagi seseorang yang telah meninggal dunia. Di Austria dan Italia,  anyelir merah menjadi simbol pergerakan kaum buruh. Selain perayaan Hari Ibu dan kematian, anyelir (carnation) juga diberikan saat hari Valentine. Anyelir merah sebagai persahabatan dan kekaguman. Anyelir putih sebagi raca cinta yang sangat dalam. Anyelir kuning sebagai penolakan.


Bolehkan muslim ikut merayakan (어버이날) ?

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak dalam Islam. Banyak ayat al Qur’an yang memerintahkan agar setiap anak berbakti kepada orang tuanya.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (TQ.S Al Israa’, 17:23)

Tidak boleh ada kata kotor, kasar, atau kata apapun yang bisa menyakiti orang tua, atau bahkan memandangnya dengan sikap rendah atau kebencian. Menghormati orang tua merupakan sebuah bentuk ibadah dengan tujuan untuk mencari kerihoan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala melanjutkan ayat ini dengan mengingatkan kita bahwa orang tua harus mendapat perlakuan baik mengingat mereka telah memelihara, mendidik, dan mengajarkan kita berbagai hal dengan sebaik-baiknya, dengan penuh kasih-sayang, dan melakukan berbagai pengorbanan demi anak-anaknya.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (TQS Al Israa’, 17:24)

Cinta dan rahmat yang berasal dari Allah Yang Maha Pemurah sebagian besar terwujud dalam bentuk perawatan & pemeliharaan yang dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya. Allah melarang meperlakukan buruk orang tua. Dalam ayat lain dalam al Quran, Allah juga memerintahkan kita untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada-Nya, sebagai Pencipta kita, dan berterimakasih kepada orang tua. 

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (TQS Luqman, 31:14).

Orang tua merawat dan mengasuh anak-anakmya hampir sepanjang hidup mereka, dan pada satu titik tertentu tugas tersebut akan berbalik, orang tua menjadi tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Anak-anak wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan hanya mengharapkan pahala dari Allah saja.

Untuk menunjukkan rasa berbakti kita kepada orang tua, maka tidaklah kita mengkhususkan hari tertentu atau merayakan Hari Orang Tua (어버이날) seperti di Korea Selatan. Kita wajib berbakti kepada orang tua sepanjang hidupnya, baik saat orang tua masih hidup atau sudah meninggal. Saat orang tua sudah meninggal, Islam menyuruh kita melakukan amal kebaikan seperti : mendoakan orang tua, memandikan dan menshalatkan orang tua (sholat jenazah), memintakan ampun orang tua kepada Allah , membayar hutang-hutangnya, melaksanakan wasiat sesuai dengan syariat Islam, serta menyambung silahturahmi kepada kerabat yang dikenal orang tua kita. 

Merayakan Hari Orang Tua (어버이날) berarti menjadikan hari special layaknya ulang tahun atau hari raya. Di dalam Islam, kita dilarang merayakan hari ulang ulang karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mencontohkan / menganjurkan kita merayakan hari ulang tahun. Perayaan ulang tahun biasanya dirayakan oleh kaum non muslim, sehingga sebagai muslim kita dilarang untuk mengikuti kebiasaan tersebut khawatir menjadi tasyabuh. Maka sebaiknya kita menghindarinya agar tidak terjatuh dalam perbuatan maksiat atau berdosa.

Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda dalam hadits Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum (tasyabuh), maka dia termasuk dari mereka”. (HR. Abu Daud, hadist shahih)

Selain perayaan ulang tahun, umat Islam dalam menetapkan suatu hari sebagai hari raya harus membutuhkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dasar perbuatannya. Karena menetapkan hari raya yang tidak ada dalilnya merupakan perkara baru yang tercela. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa saja yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya, maka itu tertolak” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dalam Islam hanya tercatat dua hari raya besar yang boleh kita rayakan, yaitu: Idul Fitri dan Idul Adha. Anas bin Malik berkata, bahwa ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah, mereka (penduduk madinah) punya dua hari untuk bermain. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, dua hari apakah ini?, Mereka menjawab, “ketika bermain-main dalam dua hari tersebut dimasa jahiliyah.” Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik yaitu hari Nahr (hari Idul Adha) dan hari fithr (Idul Fitri)”.  (HR Bukhari Muslim) (Sunan Abu Dawud No 1134, Sunan Annasai no. 1556). Hari Jum’at juga merupakan hari raya dalan Islam. “Hari jum’at adalah hari raya. jangan jadikan hari raya kalian sebagai hari kalian berpuasa kecuali telah berpuasa hari sebelumnya atau sesudahnya.”

Di Indonesia sendiri, perayaan hari orang tua memang tidak ada. Namun 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu. Sebenarnya hari Ibu sama seperti perayaan hari nasional seperti Hari Bumi, Hari Anti Rokok, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Buruh dan lain sebagainya.

Hari Nasional tersebut tidak boleh kita rayakan dengan suatu pesta/perayaan yang berlebihan. Hanya digunakan sebagai momen saja. Misalnya, pada Hari Ibu kita menggunakan momen tersebut untuk mengadakan seminar pengasuhan anak (parenting) atau seminar pentingnya peran Ibu dalam menghasilkan generasi cemerlang dalam membangun negara, dll.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyempurnakan agama Islam. Segala perkara telah diatur, dan disyari’atkan oleh Allah. Jadi, tidak ada sesuatu yang baik, kecuali telah dijelaskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Demikian pula, tidak ada sesuatu yang buruk, kecuali telah diterangkan dalam Islam. Inilah kesempurnaan Islam yang dinyatakan dalam firman-Nya, Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (TQS.Al-Maidah :3 ).

Oleh karena itu, sebagai bukti keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka cukuplah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai suri tauladan kita dalam berbuat sesuatu. Jika memang Allah dan Rasulullah menetapkan kita untuk melakukan suatu amalan tertentu, maka wajib kita melakukannya tanpa perlu mencari alasan kenapa kita harus melakukan perbuatan tersebut. Sebaliknya jika Allah dan Rasulullah melarang kita melakukan suatu amalan tertentu, maka kita harus menghindari dan meninggalkannya dengan penuh ketaatan.

Kembali pada pembahasan perayaan Hari Orang Tua (어버이날) di Korea Selatan. Sikap muslim saat ada perayaan 어버이날, maka kita tidak boleh ikut-ikutan merayakannya atau hadir di undangan perayaan tersebut. Kalau sekedar beli carnation untuk pajangan rumah demi memperindah rumah atau beli cake carnation dan dimakan bersama keluarga juga teman-teman tanpa bermaksud merayakannya, maka masih diperbolehkan. Setiap negara memiliki kebudayaannya yang unik, begitupun dengan perayaan 어버이날 ini. Cukup kita menghargai kebudayaan mereka, dengan membiarkan orang Korea merayakannya dengan suka cita dan bahagia. Dan biarkan mata kita dimanjakan sejenak dengan melihat rangkaian carnation cantik yang dijual di setiap sudut jalanan saat tanggal 8 Mei tersebut.


Berikut ini hasil jepretan saya saat pergi ke mall E-mart bersama Nabila sepulang dari sekolahnya : 



Seorang gadis muda membeli cake carnation (lucu bentuknya) untuk acara “ 어버이날 ” (Parents day) di sebuah supermarket di Busan



Ibu-ibu asyik memilih bunga carnation untuk hadiah “ 어버이날 ” (Parents day) di kios bunga



Anak-anak sekolahan membeli bunga carnation di kios bunga E-mart Busan




Dua orang ibu (ajumma) menjual bunga carnation hasil kreasinya di depan pintu stasiun subway Guseo-Busan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...